Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sebagai seorang ibu yang baru dianugerahi anak kedua, blog ini nyaris tidak tersentuh bahkan sejak masa kehamilan saya yang selalu dikuntit oleh ketua tim hore saya, yaitu si balita aktif yang lagi bawel dan terkena syndrom 'mau punya dedek' sehingga agak manja. Belum lagi ditambah satu lagi cobaan masa kehamilan saya, yaitu dicium tanpa permisi sama nyamuk Aedes Aegypti, sehingga membuat saya wajib kembali berjuang di kamar rumah sakit demi menyelamatkan janin dalam kandungan saya, dan lagi-lagi mengorbankan perasaan anak perempuan saya, membuatnya kehilangan sosok ibu yang biasanya selalu ada untuknya. Lupakan sejenak mengenai si nyamuk yang tidak sopan itu (belakangan saya ketahui kalau si nyamuk juga menyerang tetangga rumah saya, pas banget kami yang rumahnya berdempetan ini sama-sama terserang Demam Berdarah dan belum ada penyemprotan hingga kini sehingga ada kemungkinan memakan korban berikutnya, lindungilah anak-anak kami ya Allah, naudzubillahi min dzalik), karena yang saya mau bahas kali ini mengenai acara 17an di komplek perumahan tempat kami tinggal. Merdeka!!!
Dulu waktu remaja, di kampung tempat saya lahir dan dibesarkan, di Balikpapan juga sih, hanya saja bukan di perumahan, melainkan pemukiman biasa, sesungguhnya saya ingin banget ikut ke lapangan tempat biasa diadakan acara 17an, tetapi saya tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup. Pernah ikut sekali dua kali, itupun karena mami saya ikut menjadi seksi sibuk sekaligus MC nya, dan saya yang minderan ini hanya duduk diam saja tanpa berani ikut lomba apapun (padahal mupeng, duhh parah banget kan, heheheee).
Saya mulai percaya diri sejak kuliah di rantau, jauh dari ortu selama 5 tahun, di bukit nan terik di Nusadua Bali, adapun pulang kampung hanya setahun sekali pada saat libur semester yang hampir 2 bulan lamanya. Apalagi sejak bekerja di bank swasta, lalu menikah dan punya anak, rasanya lebih berani berekspresi.
Sejak tinggal di perumahan ini (gambar terlampiir pada awal tulisan), ini adalah tahun keempat kami melewati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, tetapi tahun kedua ikut perayaan yang diadakan oleh Ketua RT dan pemuda pemudinya, yaitu tahun 2016 dan tahun ini (tahun 2017 skip karena kelewatan tanggalnya). Menurut saya tidak jauh berbeda dengan acara di perkampungan, tetap ramai, ceria dan meriah. Apalagi Ibu RT nya adalah eyang putri temannya anak pertama saya sewaktu bersekolah di Paud selama setahun.
Perumahan ini akses masuknya melewati Masjid Namirah Balikpapan.
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Awalnya saya berpikir bahwa tahun ini bakal skip lagi perayaan 17an, karena biasanya diadakan di taman pertama, lah kok diadakannya di taman yang dekat rumah saya, yippie ... bisa bawa si kakak buat bersosialisasi dan bawa perdana si bayi keluyuran seharian pakai stroller. Apalagi perayaan kemerdekaan RI di sini waktunya bertepatan 2 bulan usia bayi saya.
Jadi deh tahun ini kami ikut perayaan 17an juga meskipun emak ngga bisa ikutan zumba di lapangan karena jaga bayi, heheheee, tapi si kakak uji nyali dengan ikut lomba makan kerupuk. Hebat loh dia, Maminya hanya berperan buat daftarin, tetapi dia maju sendiri untuk ikut lomba berhubung Maminya bawa bayi di dalam kereta.
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Bedanya acara kali ini dengan acara 17an tahun 2016 yang saya ikuti di sini, pada tahun tersebut ibu-ibu dilibatkan dalam perlombaan selain jalan santai, zumba yang memang dijadikan 'menu' wajib buat pemanasan pada waktu perayaan serta menanti hadiah dari doorprize semata. Ketika itu ibu-ibu mengikuti lomba tarik tambang, kebayang kan serunya. Nah kalau tahun ini memang dikhususkan untuk anak-anak dan remaja saja perlombaannya.
Selain lomba makan kerupuk, ada lomba balap karung, lomba mewarnai, juga lomba memindahkan kacang hijau menggunakan sumpit, duh seru sekali. Hadiah utama doorprize nya kulkas 1 pintu loh.
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Sumber Photo: Koleksi Pribadi |
Euforia kemerdekaan pasti dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia selama bulan Agustus ini, mengenang jasa para pahlawan yang sudah membebaskan kita semua dari penjajahan serta menumbuhkan semangat nasionalisme.
Meskipun selesai acara masing-masingnya pulang ke rumah tutup pintu kembali, setidaknya setahun sekali bisa mengetahui wajah para tetangga. Mungkin perumahan agak berbeda dengan perkampungan dimana dari rumah bagian utara hingga selatan bisa saling mengenal, sedangkan di perumahan bahkan tidak saling tahu wajah tetangganya, hehehee, hanya baby sitter yang nampaknya saling mengenal satu sama lain karena setiap sore rutin membawa main anak asuhannya ke taman.
Semoga Hari Kemerdekaan RI selalu dirayakan dengan kegiatan-kegiatan positif. Miris ya mengingat beberapa yang sempat viral di media sosial, seolah melecehkan perjuangan para pahlawan, merayakan kemerdekaan dnegan lomba-lomba yang sama sekali tidak berfaedah, sebagian bahkan menonjolkan pornografi.
Hormati perjuangan para pahlawan, tumbuhkan semangat nasionalisme, isi hari dengan kegiatan yang positif, didik anak menjadi individu sosial dengan tingkat toleransi yang tinggi tanpa bertentangan dengan pancasila dan kepercayaan (agama) masing-masing.
Happy Anniversary Indonesiaku!!!
Comments
Post a Comment