Skip to main content

Sekolah Orang Tua di SBC Learning Center Balikpapan Bersama Psikolog Bunda Dwita (Parenting)

Bukan Hanya Anak, Orang Tua Harus Sekolah!


Saya seorang ibu dari anak balita perempuan berusia 3,5 tahun. Sejak saya hamil hingga bayi saya lahir dan tumbuh seperti sekarang ini, jarang sekali saya absen dengan kegiatan parenting. Karena sebagai ibu saya merasa masih banyak kekurangan dan ingin terus belajar untuk merawat serta mendidik anak saya dengan baik. Saya bukan tipikal ibu yang mengikuti habit alias didikan turun-temurun dari orang tua saya, melainkan saya ingin menjadikan anak saya memiliki pribadi yang jauh lebih baik daripada saya, bahkan menjadi anak yang berprestasi dan kelak mampu hidup mandiri di atas kakinya sendiri.

Saat ia berusia 2 tahun, saya memasukkannya ke sebuah PAUD bilingual bernama SBC Learning Center atau biasa disebut Bubble Bee juga, yang dekat dengan rumah, karena saat itu saya merasa gagal membuatnya pandai bersosialisasi. Kebetulan Daddy-nya Aisyah jarang berada di rumah, bahkan selalu tidur di ruko, tempat kami buka usaha warnet, mengingat jam kerjanya kebalikan dengan orang kebanyakan. Dia maintenance komputer di warnet kami menggunakan waktu tengah malam dan baru terlelap dari pagi hari hingga siang atau sore hari. Akibatnya, Aisyah jarang bertemu sang Daddy, bahkan waktunya hanya dihabiskan berdua saja dengan saya di rumah, sehingga ketika bertemu orang lain, termasuk bertemu keluarga besar saya, dia akan langsung menangis karena takut.

Sebenarnya Aisyah cukup pandai beradaptasi loh. Buktinya ketika saya memasukkannya PAUD tersebut di kelas toddler, ia hanya menangis pada dua minggu pertama, selanjutnya ia masuk ke kelas dengan cara berbaris bersama teman-temannya. Hanya selang sebulan setelah ia masuk SBC Learning Center, diadakan pentas seni untuk pergantian tahun, dan betapa bangganya saya karena ia sudah lebih percaya diri melakukan catwalk di panggung sambil 'dadah-dadah' cantik dan dancing ceria bersama kawan-kawannya.

Tadinya saya berencana langsung memasukkan Aisyah, anak saya, ke kelas musik Yamaha Doremi Music School, sayangnya di Balikpapan belum dibuka kelas untuk anak usia 2 tahun, itu juga yang melatar-belakangi saya memasukkannya di PAUD terlebih dahulu. Alhamdulillah ia sangat enjoy. Setelah setahun di PAUD, saya langsung mendaftarkannya ke kelas musik tersebut, namanya Music Wonderland, dimana anak hanya diperkenalkan dengan nyanyian terlebih dahulu, kemudian ketukan dan nada-nada sederhana, agar ia mencintai musik terlebih dahulu. Konon katanya alunan musik dapat membuat anak-anak lebih cerdas, di samping itu saya ingin mengembangkan otak kanannya, mengingat Aisyah lebih condong ke motorik kasar dibandingkan motorik halus.

Selepas dari SBC Learning Center, Aisyah terbiasa menggunakan dua bahasa ketika berkomunikasi dengan saya, sepupu-sepupunya, juga teman-temannya. Ia hafal semua nama hewan dalam Bahasa Inggris tanpa kecuali baik hewan darat, hewan laut maupun hewan-hewan purbakala. Ia juga mengenal semua jenis warna dan bentuk, dalam Bahasa Inggris tentunya. Di samping itu, ketertarikannya akan youtube bukan sekedar menikmati gambar kartun melainkan memahami setiap komunikasi tokoh dalam video, sehingga kosakatanya bertambah kian hari. Ada dua channel youtube yang sangat ia sukai yaitu Ryan Review Toys (bersama his parents and the twin babies, Emma and Kate) dan English Channel 'Steve and his parrot'. Saya yang mengawasinya saat menonton video di youtube menjadi sangat paham dan bangga akan ketertarikannya. Ia tak lagi mengklik video kartun tak mendidik atau channel superhero yang diperankan oleh orang-orang dewasa (western) yang isinya seringkali kesadisan dan pornografi, seolah si pembuat channel ingin merusak generasi masa depan karena tontonan dewasa dikemas dalam bentuk tokoh idola anak-anak sehingga lolos dari parental control youtube.

Cukup sayang rasanya saya mengistirahatkan Aisyah dari PAUD tersebut, karena perkembangan Aisyah sangat baik selama berada di sana, namun sebagai seorang ibu saya juga tidak ingin Aisyah merasa jenuh jika terus lanjut hingga ke bangku sekolah dasar. Padahal Aisyah seringkali latah dan berkata, "Aisyah mau to school" atau "Mau cari Miss Vita" (kebetulan Miss Vita adalah miss favorite-nya. Dari masih cengeng, kalau ketemu Miss Vita bisa langsung diam dan ngga mau pisah. Tapi saya ingin kembali ke rencana awal kalau saya akan menyekolahkan Aisyah di sekolah musik saja sebagai pengganti TK nya, meskipun menjelang usianya ke 4 tahun, saya mulai tergoda untuk memasukkan Aisyah kembali ke TK, mengingat dua orang sepupunya sudah TK, di TK Kemala Bhayangkari 1, TK senior yang terletak di pusat Kota Balikpapan, termasuk salah satu TK terbaik juga, dulu saya bersekolah di sana soalnya, heheheee.

Berbicara mengenai SBC Learning Center, PAUD tersebut selalu berinovasi setiap tahunnya. Mulai ajaran baru tahun 2017, SBC bekerja sama dengan Psikolog sekaligus pemilik PAUD Clarinta, sekolah khusus anak autis, Bunda Dwita, untuk melakukan Kids Mapping (pemetaan bibit unggul) anak-anak yang bersekolah di SBC sekaligus, rutin melakukan tes minat dan bakat anak-anak SD-SMP hingga dewasa bertempat di SBC building, serta setiap bulan melakukan sekolah orang tua, diselingi seminar parenting yang terbuka untuk umum beberapa bulan sekali. Duh bikin tambah keki sudah ngga bersekolah di situ lagi. Padahal lingkungan mengajarnya baik, suasana sosial anak juga baik, ditambah orang tua murid yang kompak satu sama lainnya, sehingga membuat betah berlama-lama di lingkungan sekolah. Bukan hanya anak, orang tuanya pun malas pulang, karena bisa ngerumpi sambil ber-WiFi ria. Ada fasilitas WiFi juga loh, dan orang tua juga dapat memantau kegiatan anak di kelas dari ruang tunggu saja karena setiap kelas dilengkapi oleh CCTV dan layar pengawasnya terbuka untuk umum.

Bulan kemarin, SBC mengadakan seminar parenting bersama Bunda Dwita, diadakan secara gratis dan terbuka untuk umum. Saya menjadi salah satu pesertanya, dan juga menghadirkan beberapa teman Blogger Balikpapan yang berminat mengikuti seminar juga. Diadakan sekitar tanggal 11 Januari 2018. Sebenarnya sudah sejak bulan lalu saya ingin menulis mengenai informasi parenting yang saya dapat ketika itu dan menurut saya sangat bagus, tetapi karena sedikit mabok akibat kehamilan kedua saya ini, jadinya untuk membuka laptop saja, saya malas sekali.

Harus angkat kedua jempol tangan kalau Bunda Dwita sudah berbicara. Setiap kalimat yang beliau lontarkan membuat kami, para orang tua, memanggut-manggutkan kepala tanda menyetujui atau malah tertawa geli karena sentilan yang beliau ucapkan.

Bunda Dwita membuka seminar dengan mempertontonkan video iklan berjudul 'Born from the internet', yang merupakan gambaran anak-anak masa kini atau bisa disebut Bayi Milenia (Baby era digital) dimana saat mereka lahir sudah mengenal teknologi.



Di era digital ini, tanggung jawab orang tua semakin berat dalam mengawasi anak-anaknya. Jangan pernah membiarkan anak berselancar di dunia maya/internet tanpa pengawasan oleh orang tuanya. Anak-anak tetap perlu menggunakan internet, tapi tidak dengan cara membelikannya smartphone yang bisa diakses dimana saja, serta laptop/PC yang diletakkan di kamar pribadi anak. Anak-anak butuh telepon genggam untuk menelpon dan SMS, maka belikan ia sesuai kebutuhan saja, HP yang hanya bisa digunakan untuk menelpon dan mengirim pesan singkat saja. Anak-anak butuh komputer dan internet guna mencari informasi serta mengerjakan tugas dari sekolah, cukup memasang satu PC di ruang tengah (ruang keluarga) sehingga anak-anak dapat berselancar di tempat umum, dengan pengawasan kedua orang tua tentunya. Begitu sekiranya pesan dari Bunda Dwita. Jangan meletakkan fasilitas berlebihan di kamar anak, termasuk TV dan DVD, cukup meletakkan Mini Combo Radio-Tape-CD di kamarnya untuk mendengarkan musik atau listening pelajaran Bahasa Inggris.

Bunda Dwita juga berpesan, bahwa kebanyakan anak-anak mangsa predator adalah anak-anak bermasalah yang sering sekali menulis status galau pada akun sosmed-nya. Jadi jangan sampai anak kita tumbuh menjadi anak yang kesepian, tidak bahagia, pemurung, sehingga selalu melampiaskan kekesalan atau kesedihannya di sosial media miliknya.

Untuk anak-anak masa Golden Age (under 8 years old) dibatasi penggunaan internetnya ya Ayah-Bunda, maksimal hanya 2 jam perhari. Lebih baik ajak anak bermain di taman dan bertemu dengan anak-anak sebayanya yang lain sambil mengenal lingkungan secara langsung, bukan berdasarkan gambar.

Sel otak aktif dinamakan sel neuron, yang kemudian terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu otak bagian belakang yang dinamakan otak reptil dan otak bagian tengah dinamakan otak limbik (mamalia). Otak Reptil adalah pintu gerbang informasi yang akan diolah, oleh sebab itulah kita harus sangat berhati-hati akan kerusakan syarafnya ketika kepala bagian belakang terbentur dengan keras, dikhawatirkan mengalami kerusakan otak yang menyebabkan kehilangan ingatan, geger otak ringan hingga berat dan dapat menyebabkan meninggal dunia. Otak Limbik  berkaitan dengan emosi seperti marah, bahagia, sedih, khawatir, takut, serta menyimpan kenangan. Sedikit catatan saya mengenai penjelasan Bunda Dwita.

Tahapan-tahapan pengelolaan fungsi otak anak adalah sebagai berikut:
- Periode sensitif pengenalan bahasa anak ada di usia 0 - 2 tahun sehingga perbanyaklah komunikasi dengan anak di masa-masa tersebut. Anak memang seperti tidak mengerti yang kita katakan, namun akan tertanam di alam bawah sadarnya sehingga ia akan lebih cepat dapat berbicara. Oh iya, alam bawah sadar manusia sangat berpengaruh dengan kinerja otak pada persentase 80-90%, sedangkan alam sadar manusia hanya berpengaruh 10-20% terhadap kinerja otak.
- Periode emosi anak terjadi pada usia 0-4 tahun, oleh karenanya limpahi anak-anak dengan emosi positif (fungsi limbik sangat bekerja pada masa ini).
- Periode logika terjadi pada 0-8 tahun, tetapi berikan sesuai tahapannya. TK yang mengadakan bimbel calistung pada anak usia 0-6 tahun boleh dilaporkan ke dinas pendidikan ya Ayah-Bunda, TK nya bisa ditegur sampai ditutup karena pada usia tersebut otak anak-anak belum cukup kuat untuk diajarkan calistung.

Luar biasa deh kalau Bunda Dwita sudah membawakan seminar parenting, selalu ada ilmu baru yang didapat. Kebetulan Bunda Dwita ini psikolog yang sangat populer di kota Balikpapan. Beliau fokus kepada pendidikan anak autis karena di Indonesia hanya anak-anak autis yang tidak memiliki tempat khusus di dunia pendidikan. Kebanyakan anak autis digolongkan menjadi satu sistem pendidikan dengan anak-anak Down Syndrome padahal sangat berbeda. Itu sebabnya beliau mendirikan PAUD Clarinta yang difokuskan untuk pendidikan anak-anak autis. Banyak sekali ilmu yang saya dapat dari beliau.

Seperti yang saya sampaikan juga sebelumnya bahwa SBC bekerja sama dengan Bunda Dwita dalam mengadakan Program Sekolah Orang Tua yang rutin dilaksanakan setiap bulannya. SBC Learning Center (Smart Bee Center) adalah sekolah anak-anak usia dini mulai dari 1,5 tahun hingga 5 tahun, yang berdiri di Ruko Sentra Eropa Balikpapan Baru (Bagian Belakang Mall BB), tepatnya di belakang deretan ruko Yummy Bread, pas di samping Partai NasDem.

Program Sekolah Orang Tua (PSOT) ini ditujukan agar setiap orang tua (baik ibu maupun ayah) dapat menjadi orang tua berkualitas bagi anak-anak mereka. Sesungguhnya untuk anak usia dini, orang tua adalah guru terbaik, sehingga percuma anak hanya 2 jam di sekolah yang berkualitas, sedangkan sisanya berada full bersama orang tua yang buta tuli mengenai parenting.

Untuk yang belum paham betul mengenai PSOT ini, SBC membuka trial class yang tidak pernah ada sebelumnya dengan biaya hanya Rp.50.000,-/orang atau Rp.75.000,-/couple (husband and wife), sudah termasuk zumba bareng dan snack. Diharapkan tidak membawa anak ya agar tidak mengganggu kegiatan parenting, tetapi disediakan kids corner dengan teacher yang akan membantu mengawasi, hanya dengan membayar Rp.25.000,-/anak. Kebetulan kuotanya terbatas loh parents.
Trial Class ini akan diadakan pada:
Hari/tanggal: Sabtu, 10 Februari 2018
Pukul: 09:00 WITA - 10-30 WITA.
Lokasi: SBC Learning Center 2nd floor, Sentra Eropa 3 Blok AC No. 1-2-3 Balikpapan Baru
Kontak HP: 08115388789
Telpon: 0542-8862124
Klik disini untuk informasi mengenai sekolahnya lebih lanjut ya?

Menyesal bagi yang tidak bergabung, karena untuk trial class ini entah kapan lagi baru diadakan oleh SBC bersama Bunda Dwita dengan biaya yang sangat murah. Saya pun tak melewatkan kesempatan ini. Apa sih yang ngga demi anak? Apalagi saya sudah menghabiskan banyak sekali biaya untuk membeli buku-buku parenting. Tentu saja lebih efektif ketika bertemu langsung dengan pakarnya karena bisa bebas melakukan tanya jawab dengan beliau juga mengenai perkembangan anak.

Berikut foto-foto keseruan kami Bulan Januari kemarin.
Ket: Semua foto adalah koleksi pribadi.

Rundown Seminar Parenting bulan lalu.

Schedule sekolah anak-anak, bukan hanya di dalam ruangan melainkan ada di luar ruangan juga.

Seminar parenting diawali dengan senam otak dulu yaa biar fresh. Video gerakan senam otak.

Perkenalan Bunda Dwita dulu ya, siapa tahu ada yang belum kenal.

Pasti semuanya sudah kenal deh.

Nah pengalaman Bunda Dwita berjubel. Baru-baru ini beliau berangkat ke KorSel, duh mupeng.

Periode pertama (jamannya papa dan mami saya nih).

Ini jaman siapa yaa?

Nah, sepertinya ini jaman saya. 1981-1994 sepertinya.

Ini jaman adik-adik saya.

Ini keterangan untuk i-generation, jaman adik-adik saya tersebut.

Ini jamannya anak saya loh. Generasi Alpha.

Ini keterangan untuk Generasi Alpha.

Perbedaannya, heheheee, generasi non digital dan digital.

Jaman dulu kalau ada musibah sibuk menyelamatkan diri, jaman sekarang difoto dulu donk ya? Heheheee ...

Banyak ya tantangan mengasuh anak jaman sekarang.

Finlandia adalah negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik

Katanya Indonesia hanya masuk urutan ke 120 loh untuk sistem pendidikannya.

Bu Vivie, kepala sekolah sekaligus yang punya SBC Learning Center.

Miss Imelda yang baru bergabung dengan SBC untuk mengajar, Bahasa Inggrisnya nomor 1.

Ini dia Bunda Dwita, psikolog paling keren.

Para Mami yang peduli akan perkembangan karakter dan kecerdasan anak-anaknya.

Mami modern adalah yang tidak bosan sekolah untuk menjadi orang tua yang baik.

Semoga anak-anak kami semua menjadi generasi unggul masa depan, aamiin.

Comments

  1. So beautiful Bunda Aisyah, how are you?!,

    Keep healthy and keep learning to be come a great parent for our children.

    Ms. Vivie.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

3 Tempat Makan Yang Menawarkan Keindahan Panorama Balikpapan. Nomor 3 Buat Penasaran!

Pada jaman now , memilih tempat untuk menikmati masakan restoran atau cafe , bukan melulu soal lezat atau tidaknya, melainkan desain tempat yang menarik dan nyaman, serta lokasi yang memanjakan mata membuat suasana makan semakin menyenangkan, terutama bisa mengambil gambar berlatarkan pemandangan yang indah sembari menunggu makanan dihidangkan. Bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar, banyak sekali pilihan tempat makan yang menarik sedari dulu, namun mereka yang tinggal di kota kecil terkadang kekurangan tempat untuk nongkrong, berkumpul bersama teman-teman sekedar mengobrol atau arisan setiap bulan, khususnya di Kota Balikpapan. Tapi itu dulu ... Kini di Balikpapan menjamur restoran dan cafe dengan desain tempat yang menarik dan lokasi pilihan yang menawarkan keindahan panorama lingkungan. Berikut 3 diantaranya tempat makan keceh  yang direkomendasikan oleh penulis di Kota Balikpapan: 1. Wood Club Cafe and Resto Tempat makan yang berlokasi di Jalan MT Haryon

Merpati Putih Balikpapan

Artis-artis asal Balikpapan sudah mulai bermunculan di dunia pertelevisian swasta di Indonesia. Awalnya dari model lokal, yaitu memperagakan pakaian butik lokal, ada juga sebagai artis penyanyi, atau para juara lomba model catwalk di Kota Balikpapan ini, maupun bintang film di TVRI Balikpapan. Pada masa-masa sekolah saya, artis-artis Balikpapan yang cukup terkenal di antaranya adalah Herlita Fatahuddin, Ivone Susan, Ririn Ekawati, Jennifer Arnelita, Adelina Annisa, Vicha Mayavirha dan Mona Permatasari. Masih ada beberapa namun saya sudah lupa nama-namanya. Empat nama terakhir yang saya sebutkan kebetulan satu sekolahan dengan saya yang mana Jennifer dan Adelina merupakan adik kelas, sedangkan Vicha dan Mona satu angkatan dengan saya ketika itu, kami semua murid SMP Negeri 1 Balikpapan yang berlokasi di Jln Kapt Piere Tendean Gunung Pasir antara tahun 1996-1998. Pasti kalian sudah tidak asing dengan nama Jennifer Arnelita Rampengan. Yah, Gadis berdarah Manado ini adalah artis penyanyi